Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

"Di antara"

Kali ini aku ingin protes kepada waktu. Kalau saja pertemuan kita terlambat satu detik, mungkin cerita kita tidak akan menjadi semenarik ini. Bisa jadi tidak ada yang namanya proses perkenalan di antara kita. Mungkin saja saat ini aku masih duduk di bangku sembari mengusap layar ponselku dan kamu dengan waktu yang sama di tempat yang berbeda masih menggunakan sepatu kemudian lari untuk membakar kalori. Mungkin.   Kali ini cukup berbeda. Aku disini memang masih duduk di bangku bersama ponselku, namun sembari menunggu pesan darimu. Sementara kamu bisa jadi di sana menggunakan sepatu dan berlari tapi entah kemana dan dengan siapa. Mungkin, lari dari masalah. Mungkin.   Setauku berdebat bukan berarti perkelahian. Tapi menurutmu, daripada berdebat lebih baik diam. Aku masih tidak mengerti dengan pemikiran ini. Bagaimana bisa terjadi perpecahan di antara kita hanya karena satu perselisihan? Tapi kita bisa bersama ketika begitu banyak kebahagiaan. Mengapa tidak kita balik sa...

Harusnya Saat Itu Kita Tidak Saling Menyapa

Mungkin agak sedikit munafik jika aku mengatakan kalau aku menyesal pernah mengenalmu. Tidak, aku tidak seperti itu. Terimakasih untuk kebersamaan yang tidak lama ini. Aku mengapresiasi pertemuan yang pernah terjadi. Harusnya, saat itu kita tidak saling menyapa. Basa-basi yang dibuat hanya sekedar untuk menanyakan kabar telah terjadi saat ini. Kemarin, dengan lugu kita menuai jawaban atas pertanyaan yang hanya sekedar kabar, sedang apa, atau sudah ngantuk apa belum. Malam kian malam terlewati, kini percakapan hangat mulai terjadi. Yang awalnya aku hanya mengikutimu, kini aku terbawa arus. Arus yang kau buat untuk aku menyukai malam bersamamu. Terasa berbeda ketika satu malam namamu tak muncul di ponsel milikku. Harusnya, saat itu kita tidak saling berbincang. Menjadi lucu ketika bahan pembicaraan telah habis, hanya tersisa nafas disela-sela telepon yang kita buat. Hingga tak sadar, satu dari kita terlelap sendiri tanpa basa-basi. Dengan senang hati itu terjadi lagi ...