Postingan

Tertahan.

  Aku. Kita . Harus. Mulai. Dari. Mana. ?. Mari menikmati semua kata-kata yang sengaja tidak kita ucapkan. Mari kembali menikmati semua rasa yang sengaja tidak kita lampiaskan. Lagi, sekali lagi, mari. Duduklah di sini sambil menikmati kata-kata yang sengaja tidak kita ucapkan. Semua tertahan, namun kita tidak bertahan. Kita duduk dengan diam. Matamu perlahan mulai terpejam, dan tanganku kian tertahan untuk menyingkap sesuatu yang muncul dari pelupuk matamu. Aku ikut terdiam, dan kita sama-sama menunggu satu hal, yaitu beranjak. Semua tertahan, namun kita tetap tidak bertahan. Bibirmu tertutup rapat, tanganmu dikepal erat. Demikian aku yang setengah menggigil akibat dingin yang kau beri. Kita sama-sama mengerti tanpa ada kata yang harus dibagi. Kita sama-sama tahu untuk tidak bertahan ketika semua tertahan.

Sadrah

"Di antara"

Kali ini aku ingin protes kepada waktu. Kalau saja pertemuan kita terlambat satu detik, mungkin cerita kita tidak akan menjadi semenarik ini. Bisa jadi tidak ada yang namanya proses perkenalan di antara kita. Mungkin saja saat ini aku masih duduk di bangku sembari mengusap layar ponselku dan kamu dengan waktu yang sama di tempat yang berbeda masih menggunakan sepatu kemudian lari untuk membakar kalori. Mungkin.   Kali ini cukup berbeda. Aku disini memang masih duduk di bangku bersama ponselku, namun sembari menunggu pesan darimu. Sementara kamu bisa jadi di sana menggunakan sepatu dan berlari tapi entah kemana dan dengan siapa. Mungkin, lari dari masalah. Mungkin.   Setauku berdebat bukan berarti perkelahian. Tapi menurutmu, daripada berdebat lebih baik diam. Aku masih tidak mengerti dengan pemikiran ini. Bagaimana bisa terjadi perpecahan di antara kita hanya karena satu perselisihan? Tapi kita bisa bersama ketika begitu banyak kebahagiaan. Mengapa tidak kita balik sa...

Harusnya Saat Itu Kita Tidak Saling Menyapa

Mungkin agak sedikit munafik jika aku mengatakan kalau aku menyesal pernah mengenalmu. Tidak, aku tidak seperti itu. Terimakasih untuk kebersamaan yang tidak lama ini. Aku mengapresiasi pertemuan yang pernah terjadi. Harusnya, saat itu kita tidak saling menyapa. Basa-basi yang dibuat hanya sekedar untuk menanyakan kabar telah terjadi saat ini. Kemarin, dengan lugu kita menuai jawaban atas pertanyaan yang hanya sekedar kabar, sedang apa, atau sudah ngantuk apa belum. Malam kian malam terlewati, kini percakapan hangat mulai terjadi. Yang awalnya aku hanya mengikutimu, kini aku terbawa arus. Arus yang kau buat untuk aku menyukai malam bersamamu. Terasa berbeda ketika satu malam namamu tak muncul di ponsel milikku. Harusnya, saat itu kita tidak saling berbincang. Menjadi lucu ketika bahan pembicaraan telah habis, hanya tersisa nafas disela-sela telepon yang kita buat. Hingga tak sadar, satu dari kita terlelap sendiri tanpa basa-basi. Dengan senang hati itu terjadi lagi ...

Sedikit Perhentian

Akhirnya ia turun di perhentian

Setengah Langkah

Jika kita berada di barisan belakang, Jangan berharap maju

Berpindah

Pada dasarnya semua manusia mau tidak mau harus berpindah. Katanya, harus ada yang dikorbankan di dalam kehidupan. Nyatanya, ini menyakitkan. Tapi percayalah, setiap apa yang kita tinggalkan pasti akan tergantikan. Semoga dengan yang lebih baik.